OBAT TRADISONAL PENGUSIR PANAS ANAK
http://wikicaranya.blogspot.com/2017/01/obat-tradisonal-pengusir-panas-anak.html
Obat Tradisional Pengusir
Panas Anak
Sebagai langkah pertolongan pertama, obat
tradisional dapat diandalkan untuk mengatasi demam.
BANYAK orangtua panik bila mendapati suhu
tubuh anaknya di atas rata-rata atau sering disebut demam. Sebagai pertolongan
pertama, umumnya diberikan obat penurun panas yang berbahan dasar kimia seperti
golongan parasetamol, asam salisilat, ibuprofen, dan lain-lain. Jarang sekali
orangtua yang langsung teringat
memberikan obat-obatan tradisional.
Padahal, obat-obatan tradisional yang
berasal dari tanaman obat ini tak kalah ampuhnya sebagai pengusir demam. Malah,
obat-obatan tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksisitasnya relatif lebih
rendah dibanding obat-obatan kimia. Jadi, relatif lebih aman, bahkan tidak ada
efek samping bila penggunaannya benar. Soalnya, kandungan tanaman obat bersifat
kompleks dan organis sehingga dapat disetarakan dengan makanan, suatu bahan
yang dikonsumsi dengan maksud merekonstruksi organ atau sistem yang rusak.
Selain itu, harganya pun lebih murah.
Tiga Jenis Demam
Namun, sebelum mengenal lebih jauh tentang
tanaman obat penurun panas, perlu dipahami lebih dulu pengertian demam. Demam
pada anak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Demam karena infeksi yang suhunya bisa
mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (seperti
flu, cacar, campak, SARS, flu burung, demam berdarah, dan lain-lain) dan
bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).
2. Demam noninfeksi, seperti kanker, tumor,
atau adanya penyakit autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).
3. Demam fisiologis, seperti kekurangan
cairan (dehidrasi), suhu udara yang terlalu panas, dan lain-lain.
Nah, dari ketiganya, hanya demam yang
disebabkan oleh infeksi dan noninfeksi sajalah yang memerlukan obat penurun
panas. Untuk mempercepat proses penurunan panasnya, selain ramuan tradisional
yang diminum, dapat juga diberikan baluran atau kompres untuk membantu.
Akan halnya demam fisiologis, tak
diperlukan obat-obatan penurun panas karena umumnya jarang melebihi 380°C.
Untuk menurunkan suhu tubuh, cukup diberikan minum yang banyak dan diusahakan
berada dalam ruangan berventilasi baik atau berpendingin.
Aneka Obat Tradisional Penurun Panas
Inilah beberapa pilihan obat penurun panas
tradisional yang dapat dicoba. Penting diperhatikan, dosis yang tercantum pada
ramuan berikut adalah dosis untuk orang dewasa. Bila ingin diberikan kepada
anak, bacalah aturan dosis bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan usianya.
(Lihat boks: Dosis Aman untuk Anak.)
1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)
Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri,
yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas. Umumnya yang
digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan dan rasanya pahit.
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi lempuyang
emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin,
peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk
rata. Berikan 3 kali sehari.
2. Kunyit (Curcuma longa)
Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin,
turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan,
dan antiinflamasi (anti-peradangan). Selain sebagai penurun panas, campuran ini
juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya;
warnanya oranye.
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi kunyit.
Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras,
ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2
sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit
ini, kemudian berikan 3 kali sehari.
3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan.
Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides
dan flavonoid yang dapat menurunkan panas. Bahkan pada tahun 1991 pernah
diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya
dengan parasetamol.
Caranya: Rebus 10 gram daun sambiloto
kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga
mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan
100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan
3 kali sehari.
4. Pegagan (Centella asiatica L.)
Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun
kaki kuda ini tumbuh merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan
berbentuk seperti kipas ginjal. Memiliki kandungan triterpenoid, saponin,
hydrocotyline, dan vellarine. Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi
tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh.
Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan
menimbulkan selera makan.
Caranya : Rebus 1 genggam pegagan segar
dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3
bagian dan diminum 3 kali sehari.
5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Penampilan temulawak menyerupai temu putih,
hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda. Bunga temulawak berwarna putih kuning
atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah.
Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam
temu putih berwarna kuning muda.
Temulawak memiliki zat aktif germacrene,
xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Manfaatnya sebagai antiinflamasi
(antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu.
Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang
nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.
Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang
temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin,
peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi
menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.
6. Bawang merah (Allium cepa L.)
Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu
dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol,
kuersetin, dan floroglusin.
Caranya: Kupas 5 butir bawang merah. Parut
kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun
dan seluruh tubuh.
7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis)
Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat
memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih. Kembang sepatu mengandung flavonoida,
saponin dan polifenol. Daun kapuk mengandung flavonoida, saponin dan tanin.
Daun sirih mengandung flavonoida, saponin, polifenol, dan minyak atsiri.
Caranya: Cuci bersih daunnya, keringkan
dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api agar lemas. Remas-remas sehingga
lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.
8. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh
liar, daunnya berbentuk bulat tergolong daun majemuk bersirip genap. Seluruh
bagian tanaman ini dapat digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid,
alkaloid, triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk
menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Caranya: Rebus 1 genggam meniran segar
dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3
bagian dan diminum 3 kali sehari.
9. Air kelapa muda
Air kelapa muda banyak mengandung mineral,
antara lain kalium. Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat
untuk menurunkan suhu tubuh. Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar,
perbanyaklah minum air kelapa.
Dosis Aman untuk Anak
Penggunaan tanaman obat dengan dosis yang
tepat tidak akan menimbulkan efek samping dan aman. Berikut dosis yang
direkomendasikan untuk anak:
Usia Dosis
Bayi 1/8 dosis dewasa
2-5 tahun 1/4 dosis dewasa
6-9 tahun 1/3 dosis dewasa
10-13 tahun 1/2 dosis dewasa
14-16 tahun 3/4 dosis dewasa
Penulis: Utami Sri Rahayu
Konsultan Ahli : dr Adji Suranto, SpA dari
Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT DKI
Jaya)
